IDENTIFIKASI INDEKS DESA ZAKAT DUSUN NGLARAN DESA PAGERLOR KECAMATAN SUDIMORO KABUPATEN PACITAN

 IDENTIFIKASI INDEKS DESA ZAKAT DUSUN NGLARAN DESA PAGERLOR KECAMATAN SUDIMORO KABUPATEN PACITAN

 

Danisa Nanda Pratiwi

20191553021

S1 Perbankan Syariah

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surabaya

danisananda1105@gmail.com

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui indeks zakat Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksploratif, yang melakukan penelitian sosial yang bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai pengukuran indeks desa zakat di Dusun Nglaran Desa Pagerlor. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data-data fakta dari hasil studi literatur, survey secara langsung, serta wawancara yang didapat dari kepala dusun di desa tersebut sebagai narasumber. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menyusun variabel pembentuk Indeks Desa Zakat (IDZ). Selanjutnya data tersebut diolah lima komponen yang berkaitan dengan Indeks zakat yaitu: variabel ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan, serta dakwah.

Kata kunci: Indeks zakat, Desa Pagerlor, Lima variabel

Abstract

 

The purpose of this study was to determine the zakat index in Nglaran Hamlet, Pagerlor Village. This research is an exploratory type of research, which conducts social research that aims to identify the measurement of the zakat village index in Nglaran Hamlet, Pagerlor Village. The approach used is a quantitative and qualitative approach. A qualitative approach was used to collect factual data from the results of literature studies, direct surveys, and interviews obtained from the hamlet heads in the village as resource persons. A quantitative analysis approach is used to compile the components that make up the Zakat Village Index (IDZ). Furthermore, the data is processed by five components related to the zakat index, namely: economic, health, education, social and humanitarian components, and da'wah.

 

Keywords: Zakat index, Pagerlor Village, Five variable

 

1.      PENDAHULUAN

(Aji, 2020) Indonesia memiliki penduduk yang banyak hingga mencapai 264 juta jiwa namun sepuluh persen dari total penduduk Indonesia masih dikategorikan di bawah garis kemiskinan yakni sekitar 25,14 juta jiwa (BPS, 2020). Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga ada banyak titik daerah yang susah untuk dijangkau, oleh karena itu tidak sedikit orang miskin yang terdapat di Indonesia. Adapun lembaga yang mempunyai wewenang dalam memberantas kemiskinan, Indonesia sudah mempunyai semua.

Dusun Nglaran Desa Pagerlor adalah desa yang cukup luas namun jarang terdapat pemukiman. Kebanyakan terdapat hutan dan perbukitan di Dusun Nglaran Desa Pagerlor. Dari adanya penduduk yang jarang di Dusun tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang kondisi penduduk sekitar mengenai lima variabel yaitu : Ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan, serta dakwah. Zakat selain bertujuan sebagai investasi masa depan yaitu di akhirat, juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial. Zakat termasuk ibadah dalam dua kategori yaitu Hablumminaallah dan Hablumminannass. Artinya, zakat sebagai bentuk ibadah kepada Allah karena mensucikan harta dan dirinya, juga bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Dana zakat yang dikelola diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan sehingga mampu menjadi suatu unsur kesehahteraan masyarakat tanpa adanya kesenjangan sosial.

Analisis Indeks zakat di Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan, dilakukan dengan cara mewawancarai kepala Dusun tersebut guna memenuhi data dari penelitian penulis mengenai identifikasi indeks zakat di Dusun tersebut. Dari hasil wawancara, nantinya dapat diketahui nilai indeks desa zakat yang kemudian digolongkan dalam kategori literasi yang rendah, kategori moderate literacy level atau tingkat literasi menengah, dan kategori tingkat literasi yang tinggi.

 

2.      KAJIAN PUSTAKA

A.    Pembobotan IDZ (Indeks Desa Zakat)

(BAZNAS, 2017) Di dalam pengukuran dan penilaian IDZ, maka diperlukan nilai atau bobot dari masing-masing komponen yang dihitung. Nilai atau pembobotan terlampir merupakan nilai yang dihasilkan berdasarkan expert judgment yang dilakukan dengan melibatkan para ahli dan pakar di bidangnya masing-masing yang berasal dari kementerian terkait yaitu Kementerian Sosial, Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan Lembaga independen Smeru Research Institut, serta para praktisi dan ahli di bidang Zakat dan pengelolaannya.

Komponen-komponen pembentuk IDZ terdiri dari 5 dimensi yaitu Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Sosial dan Kemanusiaan, dan Dakwah. Dari masing-masing dimensi diturunkan lagi menjadi 15 variabel dan 39 indikator dengan bobot kontribusinya. Nilai Indeks Desa Zakat yaitu berkisar antara 0 dan 1. Semakin nilai IDZ mendekati 1 maka desa tersebut semakin tidak diprioritaskan untuk dibantu. Sebaliknya, semakin IDZ mendekati 0 maka desa tersebut semakin diprioritaskan untuk dibantu.

 

B.   Ekonomi

(Syafrizal, 2020) Menurut   Monzer   Kahf   dalam   bukunya   The   Islamic Economy  menjelaskan  bahwa  ekonomi  syariah  adalah  bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi   syariah   tidak   dapat   berdiri sendiri,   tetapi   perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan   ilmu-ilmu   pendukungnya   juga   terhadap   ilmu-ilmu   yang berfungsi  sebagai tool  of  analysis seperti  matematika,  statistik, logika dan ushul fiqih.

(Mustakim & Setiawan, 2019) Pratama  Raharja  dkk,  mengatakan bahwa  ada  beberapa  aspek  penting  dalam  suatu  sistem  ekonomi;  komponen-komponen  yang  terdiri  atas  unit,  pelaku  dan  intitusi,  saling  terkait  dan  saling memengaruhi secara teratur-kontinu, memiliki fungsi koordinasi. Meskipun ada kesamaan timbulnya kegiatan ekonomi, yang disebabkan oleh adanya  kebutuhan  dan  keinginan  manusia,  namun  karena  cara manusia  dalam memenuhi  alat  pemuas  kebutuhan  dan  cara  mendistribusikan  alat  kebutuhan tersebut  didasari  filosofi  yang  berbeda,  maka  timbullah  berbagai  bentuk  sistem dan  prakti  ekonomi  dari  banyak  negara  didunia.

 

C.    Kesehatan

(Saragih, 2019) Kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang selalu digunakan dalam indeks pembangunan manusia. (Rahman, 2018) Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sebetulnya telah memperkenalkan pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak tahun 1996, akan tetapi cakupan pelaksanaan PHBS diketahui masih rendah. Untuk itu Kementerian Kesehatan membuat aturan dan arahan pelaksanaan PHBS melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sebagai penjabaran dari Permenkes tersebut, dalam buku pedoman pembinaan PHBS disebutkan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan yang masih kurang optimal.

 

D.    Pendidikan

(Sujana, 2019) Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir   maupun batin, dari sifat kodratinya  menuju kearah peradaban manusiawi dan   lebih   baik. Pendidikan  merupakan  proses yang   berkelanjutan   dan   tak   pernah berakhir (never ending proces), sehinngga dapat menghasilkan kualitas yang       berkesinambungan, yang ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila. Pendidikan harus menumbuihkembangkan nilai-nilai filosofis   dan   budaya   bangsa   secara utuh  dan  menyuluruh.

E.     Sosial dan Kemanusiaan

Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu 'socius' yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama. Kemanusiaan adalah kebajikan yang terkait dengan etika dasar altruisme yang bersumber dari kondisi manusia. Itu juga melambangkan cinta dan kasih sayang manusia terhadap satu sama lain.

F.     Dakwah

(Alhidayatillah, 2017) Menurut Asep Muhidin, Dakwah adalah upaya kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah (sistem Islami) yang sesuai dengan fitrah dan kehanifannya secara integral, baik melalui kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan perbuatan, sebagai upaya pengejawantahan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran spiritual yang universal sesuai dengan dasar Islam. Dakwah juga dapat dimaknai sebagai proses transformasi ajaran dan nilai-nilai Islam dari seorang atau sekelompok da’i kepada mad’u dengan tujuan orang yang menerima transformasi ajaran dan nilai-nilai Islam itu terjadi pencerahan iman dan juga perbaikan sikap serta prilaku yang Islami.

 

3.      METODE PENELITIAN

A.    Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksploratif, yang melakukan penelitian sosial yang bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai pengukuran indeks desa zakat di Dusun Nglaran Desa Pagerlor. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data-data fakta dari hasil studi literatur, survey secara langsung, serta wawancara yang didapat dari kepala dusun di desa tersebut sebagai narasumber. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menyusun variabel pembentuk Indeks Desa Zakat (IDZ). Selanjutnya data tersebut diolah lima komponen yang berkaitan dengan Indeks zakat yaitu: variabel ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan, serta dakwah.

 

B.     Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan mulai 18 Januari 2022 sampai 23 Januari 2022. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan.

 

C.    Informan Penelitian

Informan yang dimaksud dalam penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang data yang diperlukan oleh peneliti mengenai kondisi indeks desa zakat di Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Ibu Kepala Dusun Nglaran sebagai pihak yang mengetahui kondisi desa tersebut.

 

D.    Sumber dan Teknik Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

1.      Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang dapat memberikan informasi secara langsung yang memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari. Dalam penelitian ini yang masuk kedalam sumber data primer adalah Ibu Kepala Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan

 

2.      Data Sekunder

Data sekunder yaitu sebagai data pendukung dari laporan yang ada, seperti buku yang berkaitan dengan judul, jurnal-jurnal ilmiah yang memuat data mengenai judul penelitian, serta sumber lainnya yang bisa dijadikan sumber data bagi peneliti.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 3 jenis, yaitu:

a.      Observasi

Bentuk observasi yang dilakukan adalah observasi langsung yaitu mengamati secara langsung lokasi penelitian dan melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang apa yang akan diteliti.

 

b.      Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah dimana peneliti membuat pedoman wawancara berupa pertanyaan pertanyaan yang bersisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Wawancara ini dilakukan dengan informan yang telah dipilih peneliti untuk menjelaskan mengenai indeks desa zakat di desa tersebut.

 

c.       Dokumentasi

Selanjutnya peneliti akan menggunakan teknik dokumentasi untuk lebih menajamkan hasil penelitian sehingga hasil penelitian nanti dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi persyaratan. Dokumentasi rekaman, dan foto-foto sebagai bukti pendukung.

 

E.     Teknik Analisis Data

1.      Estimasi perhitungan skor nilai

Setelah data yang diperlukan terkumpul, teknik selanjutnya adalah analisis kuantitatif menggunakan teknik estimasi penghitungan skor nilai yang digunakan untuk menampilkan data berupa hasil perhitungan IDZ. Data yang didapat kemudian diberi nilai atau skor sesuai dengan bobot indikator yang telah ditentukan dalam lembar soal terlampir. Selanjutnya penghitungan harus dilakukan secara bertahap berdasarakan komponen indeks zakat yaitu indikator, variabel, dan dimensi.

 

2.      Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, yang kemudian dilakukan analisis secara naratif. Hal ini peneliti lakukan agar memudahkan dalam menyajikan data yang ada. Sehingga peneliti akan lebih mudah dalam pengambilan kesimpulan sesuai dengan data dan informasi yang ada.

 

3.      Penarikan Kesimpulan

Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, maka selanjutnya yang dilakukan adalah menarik kesimpulan sesuai dengan data dan informasi yang didapat selama dalam proses penelitian. Hal ini peneliti lakukan agar kesimpulan yang diambil benat-benar bisa dipertanggungjawabkan dan bukan kesimpulan yang dibuat-buat dengan sengaja.

 

4.      HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Hasil Pengukuran IDZ Dusun Nglaran Desa Pagerlor

 

 

Dimensi

 

Bobot  dimensi

=  1

 

Variabel

 

Bobot variabel

 

Indikator

 

Bobot indikator

=  1

 

 

 

Ekonomi

 

 

 

0,16

 

 

Kegiatan  ekonomi produktif

 

 

 

 

0,21

Memiliki produk/ penghasilan unggulan (cengkih)

 

 

0,25

Partisipasi pekerja/  buruh

 

0,30

Terdapat komunitas/ kelompok industri

 

0,10

Total bobot indikator

0,65

 

 

 

Pusat perdagangan desa

 

 

 

 

 

 

 

 

0,00

Terdapat pasar sebagai sarana  perdagangan dan penyedia kebutuhan mayarakat baik tradisional atau online

 

 

 

0,02

Terdapat tempat berdagang yaitu toko

0,43

Total bobot indikator

0,43

Akses transportasi dan Jasa Logistik/ pengiriman

 

 

 

0.22

 

Aksesibilitas jalan desa

 

0,02

Terdapat moda transportasi umum

 

0,10

Terdapat jasa logistic/pengiriman barang

 

0,22

Total bobot indikator

0,34

 

 

 

 

 

Akses Lembaga Keuangan

 

 

 

 

 

 

 

0,22

Tersedianya dan teraksesnya lembaga keuangan konvensional saja, dan belum ada lembaga keuangan syariah

 

 

 

 

0,20

Keterlibatan masyarakat terhadap rentenir

 

0,15

Tingkat pengguna jasa/layanan lembaga keuangan

0,10

Total Bobot Variabel

 

 

0,65

Total Bobot Indikator

 

0,45

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesehatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,16

 

 

Kesehatan Masyarakat

 

 

 

 

 

0,10

Ketersediaan fasilitas air bersih untuk mandi dan cuci di setiap rumah

 

 

 

0,20

Ketersediaan fasilitas kamar mandi dan jamban di dalam rumah

 

0,10

Sumber air minum

 

0,22

Total Bobot Indikator

 

0,52

 

 

 

 

 

 

Pelayanan Kesehatan

 

 

 

 

 

 

 

 

0,16

Tersedia sarana Puskesmas/ Poskesdes

 

0,10

Tersedia sarana Polindes

 

0,05

Tersedia sarana Posyandu

 

0,05

Ketersediaan dokter/ bidan bersertifikat

 

0,05

Total Bobot Variabel

 

0,25

Jaminan Kesehatan

 

0,15

Tingkat kepesertaan BPJS di masyarakat

0,15

Total Bobot Variabel

 

0,41

Total Bobot Indikator

 

0,15

 

 

 

 

 

 

Pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

0,20

Tingkat pendidikan dan literasi

 

 

 

 

0,22

Tingkat pendidikan penduduk desa

 

 

0,22

Masyarakat dapat membaca dan berhitung

 

 

0,20

Total Bobot Variabel

 

0,42

Fasilitas Pendidikan

 

 

0,16

Tersedia sarana dan prasarana belajar

 

0,16

Akses sekolah terjangkau

0,10

Ketersediaan jumlah guru yang memadai

 

 

Total Bobot Variabel

 

 

0,38

Total Bobot Indikator

 

 

0,26

 

 

 

 

Sosial dan Kemanusiaan

 

 

 

 

0,17

Sarana ruang interaksi terbuka masyarakat

 

 

 

 

0,20

Ketersediaan sarana olahraga

 

 

0,22

Terdapat kelompok kegiatan warga (badan permusyawaratan desa, pengajian, karang taruna, arisan, dll)

 

 

 

0,30

Total Bobot Indikator

 

0,52

 

 

 

 

Infrastruktur listrik, komunikasi dan informasi

 

 

 

 

 

 

 

0,10

Ketersediaan aliran listrik

 

 

0,16

Terdapat akses komunikasi (handphone)

0,20

Terdapat akses internet

 

0,05

Terdapat siaran televisi atau radio

 

0,20

Total Bobot Indikator

 

0,61

Mitigasi bencana alam

 

0,22

Penanggulangan bencana

 

0,20

Total Bobot Variabel

 

 

0,52

 Total Bobot Indikator

 

 

 

0,20

 

 

 

 

Dakwah

 

 

 

0,22

Tingkat Pengetahuan Agama Masyarakat

 

 

0,22

Tingkat literasi Al-qurán masyarakat

 

 

0,22

Kesadaran masyarakat untuk zakat dan infak (berbagi kepada sesama manusia)

 

0,22

Total Bobot Indikator

0,44

Tingkat Aktifitas keagamaan dan Partisipasi Masyarakat

 

 

 

0,20

 

Terselenggaranya kegiatan rutin keagamaan

 

 

0,20

Tingkat partisipasi masyarakat untuk sholat 5 waktu berjama’ah

 

0,25

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan rutin keagamaan (pengajian mingguan, atau bulanan)

 

 

 

 

 

 

0,20

Total Bobot IDZ

 

0,91

Total Bobot Variabel

 

0,42

Total Bobot Indikator

 

0,65

 

Tabel 4.1 Nilai indeks masing-masing variabel 

 

Score range

 

Keterangan

 

Interpretasi

 

0,01-0,20

Tidak Baik

Sangat diprioritaskan untuk dibantu

0,21-0,40

Kurang Baik

Diprioritaskan untuk dibantu

0,41-0,60

Cukup Baik

Dapat dipertimbangkan untuk dibantu

0,61-0,80

Baik

Kurang diprioritaskan untuk dibantu

0,81-1,00

Sangat Baik

Tidak diprioritaskan untuk dibantu

 

Tabel 4.2 Tabel Score Range IDZ 

1.      Hasil pengukuran IDZ Dimensi Ekonomi

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil bobot dimensi ekonomi menunjukkan angka 0,16 yang artinya sangat diprioritaskan untuk dibantu. Pada setiap variabel dan indikator yang terdapat dalam dimensi ekonomi, rata-rata menunjukkan hasil yang diprioritaskan untuk dibantu.

Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan adalah desa yang berada di pegunungan. Adanya pusat ataupun tempat perdaganga sangatlah minim. Hanya terdapat beberapa toko yang itu pun belum dapat terbilang mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat. Untuk mengakses pasar atau pusat perdagangan, harus menempuh jarak sekitar 13 Km yang berada di kecamatan lain. Maka, bobot indeks menunjukkan interpretasi diprioritaska untuk dibantu.

 

2.      Hasil pengukuran IDZ Dimensi Kesehatan

Dari tabel menunjukkan bahwa bobot dimensi ekonomi menunjukan angka 0,16 yang artinya sangat diprioritaskan untuk dibantu. Di Dusun Nglaran Desa Pagerlor, terdapat satu polindes dan puskesmas pembantu, yang itu pun tidak setiap saat atau tidak 24 jam buka. Dan untuk mengakses puskesmas/ rumah sakit sangat terbatas dan jauh.

Lalu dari segi fasilitas air, rata-rata masyarakat memiliki sumur sendiri dan sumur umum, karena posisi Desa yang berada di pegunungan. Namun, untuk fasilitas kamar mandi dan jamban sangat minim. Masyarakat lebih suka melakukan aktivitas mandi dan sebagainya di sungai. Hal itu dapat menjadikan sungai tercemar. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kebersihan, menunjukkan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.

 

3.      Hasil Pengukuran IDZ Dimensi Pendidikan

Dari tabel, ditunjukkan bahwa bobot dimensi pendidikan menunjukkan angka 0,20 yang artinya pendidikan di Dusun Nglaran Desa Pagerlor menunjukkan Interpretasi yang diprioritaskan untuk dibantu. Tingkat pendidikan seperti sekolah mulai dari PAUD, TK, SD/MI, dan SMP sudah ada. Namun, fasilitas yang disediakan di setiap sekolah masih minim dan kurangnya pembaruan. Ketersediaan guru sudah mencukupi, namun sebagian besar guru di Dusun Nglaran Desa Pagerlor sudah terbilang menempati umur yang tidak muda lagi bahkan hampir pensiun. Untuk masyarakat yang bisa membaca dan menulis, terbilang cukup untuk usia muda dan sebaya.

 

4.      Hasil Pengukuran IDZ Sosial dan Kemanusiaan

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa bobot dimensi ekonomi berada di angka 0,17 yang berati diprioritaskan untuk dibantu. Dari indikator interaksi terbuka seperti karang taruna, pengajian, dan perkumpulan lainnya, dapat dikategorikan cukup bagus karena pada dasarnya, warga Dusun Nglaran Desa Pagerlor mempunyai jiwa guyub rukun yang terbilang besar. Namun, untuk ketersediaan fasilitas jalan, listrik, dan internet masih sangat minim. Desa yang berada di daerah pegununungan ini sebagian besar jalan dalam kondisi rusak dan banyak lubang.

Dusun Nglaran Desa Pagerlor yang rawan akan bencana banjir, longsor, dan gempa bumi, yang membutuhkan sarana penanggulangan bencana sudah cukup membantu masyarakat yang terdampak bencana tersebut. Jadi, interpretasi diemensi sosial dan kemasyarakatan menunjukkan hasil diprioritaskan untuk dibantu.

 

5.      Hasil Pengukuran IDZ Dimensi Dakwah

Dari tabel di atas, menunjukkan hasil bobot dimensi ekonomi pada angka 0, 22 yang artinya diprioritaskan untuk dibantu. Dusun Nglaran Desa Pagerlor termasuk desa yang sebagian besar dari lulusan pondok dan sekolah Islam. Mak dari itu, dalam bidang dakwah seperti kajian, berbagi, infak, maupun sedekah sudah cukup bagus. Karena, terdapat sebuah ormas yang menggerakkan program sedekah dan dakwah di Dusun Nglaran Desa Pagerlor itu sendiri. Untuk fasilitas masjid, da tempat dakwah sudah ada dan mulai mengalami pembaharuan.

Namun dari hal tersebut, ada beberapa bagian masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan agama dan sadar dalam berbagi. Pada sadarnya, Dusun Nglaran Desa Pagerlor sendiri masih kental akan adat Jawa yang menimbulkan rasa tidak percaya akan agama, namun lebih mengandalkan tradisi Jawa itu sendiri. Masyarakat tersebut kebanyakan berada di Dusun Nglaran Desa Pagerlor bagian pelosok. Jadi, untuk fasilitas dakwah dan meningkatkan kesadaran masyarakat perlu adanya dukunga dan memasuki interpretasi di prioritaskan untuk dibantu.

5.      KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil wawancara terhadap Ibu kepala Dusun Nglaran Desa Pagerlor Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan, diketahui bahwa kondisi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan, serta dakwah menunjukkan hasil yang memiliki interpretasi diprioritaskan untuk dibantu. Hal ini terjadi karena lokasi Desa yang kurang strategis, yaitu berada di daerah pegunungan. Namun, minimnya akses dari beberapa indikator yang memenuhi kelima dimensi, tidak mengurangi semangat masyarakat Dusun Nglaran untuk terus melakukan kebaikan misalnya bersedekah, zakat, maupun gerakan dakwah/kajian. Dari kelima dimensi dan masing-masing indikator, yang hasilnya menunjukkan bahwa Dusun Nglaran Desa pagerlor memiliki interpretasi diprioritaskan untuk dibantu, menjadi acuan masyarakat dalam meningkatkan dan melakukan pembaharuan potensi desa

 

6.      DAFTAR PUSTAKA

 

Aji, W. M. (2020). Indeks Desa Zakat Pada Desa Penambangan Kabupaten Sidoarjo 2015–2018. ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf , 7, 167.

Alhidayatillah, N. (2017). DAKWAH DINAMIS DI ERA MODERN. Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam , 266.

BAZNAS, P. (2017). INDEKS DESA ZAKAT : Dari Desa untuk Zakat yang Terukur dan Berkemajuan. Jakarta Pusat: Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Mustakim, & Setiawan, H. (2019). KEISTIMEWAAN FIQH MUAMALAH/SISTEM EKONOMI ISLAMDENGAN SISTEM EKONOMI LAINYA. Al-Mizan : Jurnal Ekonomi Syariah , 82.

Rahman, H. L. (2018). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT . JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT , 252.

Saragih, R. H. (2019). Penyuluhan kesehatan masyarakat: Penatalaksanaan perawatan penderita asam urat menggunakan media audiovisual . JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) , 24-31.

Sujana, I. W. (2019). FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar , 29.

Syafrizal, J. d. (2020). KONSEP DASAR EKONOMI MENURUT SYARIAT ISLAM. MUAMALATUNAJurnal Hukum Ekonomi Syariah , 43.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peranan Sistem Permodalan Bank Syariah Bagi UMKM

Akad Musyarakah