Titik Koma

Dari hangatnya kilau senja,

Aku tahu bahwa kita akan berdiri bersama

Tak peduli bahwa warna yang hangat itu akan pudar,

Atau bahkan tergantikan oleh warna yang lebih pekat.

Seringkali, kita berada pada persimpangan antara tawa dan duka

Namun kita tak pernah memilih cerita kita usai

Banyak paragraf-paragraf yang akan selalu kita susun

Karna kita selalu menempatkan koma pada cerita kita.

Jika ada titik yang tersemat, maka seketika kita menghapusnya dan menggantinya dengan tanda baca lainnya.


Kita selalu berada pada perdebatan yang tak ada habisnya

Kau ingat? Waktu pertama jumpa?

Kau masuk dalam pikiranku tanpa aba-aba

Seketika kau memenuhi pikiranku

Kau tahu? Apa yang kuinginkan waktu itu?

Mengharap peluk hangatmu, berbincang mesra dalam netra yang saling menatap, dan melangkah dalam jejak yang sama.

Meskipun sedikit pelik, namun anganku selalu kulangitkan pada sang Pencipta

Hingga... pada akhirnya kita berjalan pada arah yang sama

Menjalani ego masing-masing dengan saling menghangatkan ketika dingin,

Memadamkan api ketika lahar membara.

Pada kenyataan itu, kita bergulat pada keadaan yang mungkin membiarkan kita saling memecah komitmen yang kita sepakati di awal.

Kita selalu menyelesaikannya agar terlihat baik-baik saja

Tak peduli dunia menertawakan,

Kita akan tetap menjalaninya dengan warna-warna yang akan selalu berubah di tiap keadaan.

Cukup hebat bukan kisah kita?

Apakah tidak sayang kalau kita biarkan begitu saja bersambung?

Hmm, tidak. Tidak akan kubiarkan ceritanya usai.

Akan selalu kutambahkan bait-bait skenario agar alur ceritanya berlanjut.

Entah sampai kapan

Tapi akan kuusahakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDENTIFIKASI INDEKS DESA ZAKAT DUSUN NGLARAN DESA PAGERLOR KECAMATAN SUDIMORO KABUPATEN PACITAN

Peranan Sistem Permodalan Bank Syariah Bagi UMKM

Akad Musyarakah